Minyak Melonjak Didorong Depresiasi Dolar, Perhatian Bergeser ke Data Ekonomi
Wednesday, April 24, 2024       03:57 WIB

Ipotnews - Harga minyak melonjak, Selasa, karena Indeks Dolar jatuh ke level terendah dalam lebih dari seminggu dan investor mengalihkan fokus mereka dari masalah geopolitik di Timur Tengah ke kondisi ekonomi global.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung USD1,42, atau 1,6%, menjadi USD88,42 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (23/4) atau Rabu (24/4) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melesat USD1,46, atau 1,8%, menjadi USD83,36 per barel.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) melemah setelah data S&P Global menunjukkan aktivitas bisnis Amerika melambat pada April ke level terendah dalam empat bulan, karena menyusutnya permintaan. Greenback yang lebih murah biasanya meningkatkan permintaan minyak yang dibanderol dalam dolar dari investor yang memegang mata uang lainnya.
Dukungan lebih besar terhadap harga datang dari data zona euro yang menunjukkan aktivitas bisnis berkembang bulan ini dengan laju tercepat dalam hampir satu tahun.
"Pasar berada di bawah tekanan karena sedikit atau bahkan tidak ada pertumbuhan di zona euro, jadi apa pun yang menunjukkan perbaikan seharusnya menjadi hal yang mendukung," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
Pelaku pasar sudah mempertimbangkan gangguan geopolitik untuk fokus pada indikator ekonomi serta keseimbangan penawaran dan permintaan secara keseluruhan, tambah Lipow.
Kedua kontrak tersebut anjlok turun lebih dari satu dolar pada awal sesi karena meredanya ketegangan antara Israel dan Iran, serta kekhawatiran terhadap permintaan dari importir minyak utama China.
"Di satu sisi masih ada keraguan terhadap kinerja perekonomian China, sementara di sisi lain ada sentimen penting bahwa OPEC akan tetap teguh pada tindakan mendukung harga," kata Gaurav Sharma, analis minyak independen di London.
Investor menantikan rilis data produk domestik bruto Amerika kuartal pertama, Kamis, serta angka pengeluaran konsumsi pribadi periode Maret, Jumat, yang merupakan ukuran inflasi pilihan the Fed.
"Angka PDB yang rendah di bawah 3% dapat menenangkan kegelisahan the Fed dan memberikan lebih sedikit tekanan pada komoditas," kata Alex Hodes, analis di perusahaan pialang StoneX. "Namun, angka yang lebih kuat dari 3% dapat menyebabkan dolar menguat lebih lanjut, yang akan memberikan tekanan lebih besar pada komoditas."
Persediaan minyak mentah AS diperkirakan meningkat minggu lalu sementara stok produk olahan cenderung menurun, menurut jajak pendapat awal  Reuters. 
American Petroleum Institute akan melaporkan data stok AS, Selasa, dan data resmi pemerintah akan dipublikasikan Badan Informasi Energi, Rabu waktu setempat. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Saturday, May 04, 2024 - 11:29 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of HADE
Saturday, May 04, 2024 - 11:25 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of IPAC
Saturday, May 04, 2024 - 11:21 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KMTR
Saturday, May 04, 2024 - 11:17 WIB
Hasil RUPS Tahunan April 2024 ASBI
Saturday, May 04, 2024 - 11:17 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KKES
Saturday, May 04, 2024 - 11:13 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of INTD
Saturday, May 04, 2024 - 11:09 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SSMS
Saturday, May 04, 2024 - 11:05 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KPIG
Saturday, May 04, 2024 - 11:02 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SONA
Saturday, May 04, 2024 - 10:58 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SMMA